Film Gie dibuat
oleh sutradara Riri Riza dengan produser Mira Lesmana pada tahun 2005,
35 tahun setelah Soe Hok Gie meninggal. Film
ini meraih 3 piala Citra dari 12 nominasi, salah
satunya sebagai film terbaik di FFI 2005. Film
ini bercerita tentang Soe Hok Gie, seorang pemuda keturunan Tionghoa yang hidup
di saat Indonesia sedang mengalami perubahan besar.
Film ini mengangkat kisah
nyata kehidupan Soe Hok Gie, selanjutnya
disingkat sebagai SHG saja, aktivis angkatan ’66. Dibuat dengan melibatkan
lebih dari 2.500 pemain dan kru dan syuting di Jakarta, Semarang, Jogjakarta, kaki gunung
Merapi, puncak Pangrango, dan lembah Mandalawangi.
Soe Hok Gie Quotes :
Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.
Dan seorang pahlawan adalah
seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati
untuk revolusi.
Saya tak mau jadi pohon
bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
Sejarah dunia adalah
sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa
kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
Bagi saya KEBENARAN biarpun
bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa
malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
Tak ada lagi rasa benci
pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa
apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia
yang lebih baik.
Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua, berbahagialah mereka yang mati muda,.
Mahluk kecil, kembalilah
dari tiada ke tiada, berbahagialah dalam ketiadaan.